CVT : Pengertian, Cara Kerja dan Nama Komponen CVT

CVT – Perlu sobat mesinmotor ketahui bahwa untuk membedakan motor matic dengan motor transmisi manual adalah CVT nya. Apasih CVT itu? baiklah untuk pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang CVT, komponen, fungsi dan cara kerjanya. mari kita ulas bersama-sama…

cvt

Pengertian CVT

CVT adalah kepanjangan dari Continuos Variable Transmission yaitu sistem perpindahan kecepatan secara penuh otomatis sesuai dengan putaran mesin, yah yang kita tahu, mesin ini tidak mempunyai gigi transmisi, tapi sebagai gantinya memakai dua buah pulley (depan dan belakang) yang dihubungkan dengan sabuk (v-belt).

Komponen CVT

Komponen CVT dan fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Fixed primary sheeve

cvt

Pada pulley primer sistem CVT terdapat dua bagian utama, yakni fixed primer dan sliding primer. Fixed primer sheeve adalah sisi yang tersambung secara fixed ke poros pulley primer.
Berfungsi sebagai tempat V belt melilit pulley.

2. Sliding primary sheeve

cvt

Sliding primer sheeve adalah sisi yang tersambung secara tidak tetap pada poros pulley primer. Karena sheeve ini tidak tetap maka dapat digeser ke kanan dan ke kiri.
Fungsi sliding primary sheeve adalah untuk memperbesar atau memperkecil diameter dari pulley primer. Saat sliding primary bergerak mendekati fixed primary sheeve maka jaraknya semakin dekat.

Bentuk dari sheeve ini tirus sehingga saat kedua sheeve ini bergerak mendekat, lilitan V belt akan terdorong menjadi lebih melebar.

Baca Juga :  Resistor

3. Primary shaft

Poros primer berfungsi menghubungkan putaran crankshaft dari mesin ke pulley utama. Sebagai poros utama, komponen ini tersambung ke crankshaft mesin secara tetap.
Sehingga RPM mesin mirip dengan RPM poros utama, yang artinya RPM mesin juga sama dengan RPM pulley primer.

4. V Belt

V belt merupakan sabuk khusus yang terbuat dari bahan karet bercampur serat baja yang memiliki fungsi menghubungkan putaran dari pulley primer ke pulley sekunder.
Walaupun terbuat dari karet, V belt tidak mempunyai daya elastisitas seperti karet pada umumnya. Karena serat sabuk terbuat dari kawat baja. Bahan karet digunakan karena sanggup menahan gesekan antara pulley primer dan sekunder.

5. Roller

cvt

Roller atau pemberat memiliki fungsi untuk mengatur pergerakan sliding primer sheeve. Pemberat ini bekerja memakai prinsip gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal adalah gaya yang keluar dari suatu gerakan rotasi dengan arah menjauhi poros putaran. tapi, alur roller ini dibikin condong ke depan.

Sehingga pergerakan roller tidak sepenuhnya menjauhi poros putaran tapi akan dibelokan ke arah depan. Gerakan ini akan mendorong sliding primer sheeve untuk bisa gerak ke depan ketika putaran pulley kencang.

6. Secondary fixed sheeve

Pada pulley sekunder juga terdapat dua sisi, yakni sisi fixed sheeve dan sliding sheeve. Secondary fixed sheeve merupakan sisi sheeve yang tersambung dengan poros sekunder secara tetap.

7. Secondary sliding sheeve

Secondary sliding sheeve juga sama mempunyai fungsi untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder. Secondary sliding sheeve juga berbentuk tirus agar pergerakannya dapat mempengaruhi lebar lilitan V belt.

8. Secondary sheeve spring

Pada pulley primer, itu ada roller yang bertugas mengatur pergerakan primer sliding sheeve. Namun pada pulley selunder hanya menggunakan sebuah pegas spiral untuk mengatur pergerakan secondary sliding sheeve.

Baca Juga :  Busi : Pengertian, Fungsi, Harga dan Cara Kerja Busi

Dalam posisi biasa, pegas ini akan menjaga sliding sheeve tetap rapat sehingga diameternya membesar. Namun ketika pulley primer berputar, roller tidak hanya mengatur pergerakan primer sliding sheeve,

Tapi juga melawan daya pegas pada pulley sekunder. Karena V belt juga tidak memiliki daya elastisitas maka pembesaran diameter pullet primer akan membuat diameter pulley sekunder mengecil.

9. Secondary shaft

Poros sekunder mempunyai fungsi untuk meneruskan putaran dari pulley sekunder ke powertrain berikutnya yaitu kopling sentrifugal.

10. Centrifugal clutch

Centrufugal clutch atau kampas kopling pada jenis kopling ini sangatlah berbeda berbeda dengan kopling manual. Kalau kopling manual, kampas kopling itu hanya berbentuk piringan namun pada kopling sentrifugal kampas kopling berbentuk seperti sepatu rem tromol.

Fungsi kampas kopling sentrifugal adalah meneruskan putaran dari poros sekunder ke roda hanya apabila putaran poros sekunder pada midle RPM.

Artikel MesinMotor Lainnya :

Cara Kerja CVT

Cara kerja dari mesin matic atau CVT (Continuous Varible Transmission) pada sepeda motor. Rupa-rupanya lebih simpel dari mesin konvensional atau mesin bertransmisi.
Komponen-komponen CVT terdapat di box CVT atau secara nyata bentuk rupanya yaitu lengan ayun sebelah kiri motor matic, yang terlihat begitu besar dan berat.

Disitu terdapat tiga komponen utama yaitu puly depan(Drive Pulley), puly belakang(Driven Pulley) dan v-belt.depan dihubungkan ke crankshaft engine(kruk-as), sedangkan puly belakang dihubungkan ke as-roda. Yang menyambungkan puly depan dan puly belakang adalah v-belt.

cvt

Pada saat stationer atau putaran rendah, puly depan memiliki radius yang kecil dibandingkan dengan puly belakang atau rasio gigi ringan. Seiring dengan bertambahnya putaran mesin (rpm), maka puly depan radiusnya juga ikut membesar sedangkan puly belakang justru mengecil atau sama dengan rasio gigi berat.

Baca Juga :  Cara Pasang Alarm Motor Injeksi

Dilihat dari kerja v-belt cuma menghubungkan kedua puly tersebut supaya dapat berjalan secara bergantian. Jadi saat puly depan membesar maka yang menyebabkan puly belakang mengecil adalah karena desakan dari v-belt, karena panjang v-belt selalu sama pada proses ini.

Karena kerja CVT yang linear, maka mesin matic bisa menghasilkan akselerasi yang halus tanpa adanya kehilangan tenaga.

Dan demikianlah ulasan tentang CVT, semoga artikel ini bermanfaat buat sobat mesinmotor sekalian, dan alangkah indah nya jika sobat mesinmotor sekalian share artikel ini agar bisa terjangkau oleh semua orang, terima kasih.