Letak Sensor Motor Injeksi – Dengan semakin canggihnya teknologi injeksi masa kini, sehingga sudah dapat kita pastikan semakin baik juga performa yang akan ditampilkan dan kinerja mesin lebih tahan lama dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien.
Yang mana pada saat ini, beberapa merek sepeda motor terkenal di Indonesia juga menggunakan teknologi injeksi dengan sistem bahan bakar seperti misalnya merek sepeda motor Honda.
Seperti yang kita ketahui bersama,yang mana pada saat ini penerapan teknologi injeksi yang disanding oleh Honda memang sudah sangat terkenal yang disebut dengan PGM Fi.
Nah di bawah ini terdapat beberapa penjelasan terkait mengenai sensor yang terdapat pada mesin injeksi, yang diantaranya ialah sebagai berikut :
Letak Sensor Motor injeksi
Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai tata letak beserta fungsi dari sensor motor injeksi, yang diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Malfunction Indicator Lamp (MIL)
MIL adalah indikator pada speedometer, biasanya warna indikatornya kuning, yang memiliki fungsi/ peran sebagai indikator penanda untuk pengguna sepeda motor Honda, apabila terdapat kerusakan pada sistem injeksi.
Jika dalam sistem semprotan salah satu sensor tidak berfungsi atau rusak, lampu peringatan MIL akan menunjukkan atau berkedip, dan jika lampu tidak berkedip, itu artinya sistem injeksi masih dalam keadaan baik -baik aja.
Akan tetapi, tidak semua ada kerusakan pada setiap komponen injeksi yang rusak selalu ditandai dengan kedipan lampu MIL.
Seperti misalnya dalam kasus apibila ada kerusakan pada pompa bahan bakar, seperti tekanan bahan bakar yang meleleh, maka dengan adanya kerusakan pada tersebut lampu peringatan tidak akan berkedip dan tidak akan terdeteksi oleh MIL.
Jika ECM telah menyimpan kode kerusakan di masa lalu, jika Anda ingin tahu pasti Anda dapat memakai sebuah alat yang disebut konektor SCS atau umumnya dikenal sebagai skuter.
2. Fuel Pump ( Pompa Bahan Bakar )
Pompa bahan bakar, yang mana mempunyai fungsi sebagai pemompa bahan bakar, yang kemudian akan dilanjutkan ke injektor melalui selang, karena bahan bakar yang datang ke pompa memiliki tekanan.
Tekanan pada pompa bahan bakar memiliki efek yang sangat signifikan pada mesin dengan sistem PGM-FI.
Untuk intensitas tekanan bahan bakar, seharusnya memiliki ukuran 294kPa / 12Volt = 43 psi = 2.94 bar langsung lambat.
Kemudian kondisi tekanan yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada komponen lain, yang mana jika tekanan yang berlangsung pada bahan bakar lebih rendah dari tekanan standarnya, maka akan sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin yang akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan mesin.
3. Engine Control Module ( ECM )
ECM juga dikenal sebagai Prosesor semua program PGM-FI. Yang mana pada sistem PGM-FI di sini mempunyai kegunaan untuk mengatur waktu penyalaan, yaitu timer, pada saat injektor mengisi ulang bahan bakar, ia menyesuaikan campuran udara dan bahan bakar yang ideal sesuai dengan suhu mesin, bahkan hal ini dapat berlangsung hingga hasil dari proses sisa pembakaran pada komponen tersebut saling mendapatkan hasil laporan dari sensor yang lainnya.
Namun jika pada sistem ECM ini mengalami kerusakan maka hal tersebut akan menyebabkan motor mati total.
4. Sonsor Crankshaft Position – CKP
Sensor CKP ini mendeteksi keberadaan poros engkol, di mana sensor selalu mengirimkan sinyal ke ECM dan karenanya ECM menentukan kapan harus hidup dan kapan bahan bakar disuntikkan melalui injektor.
Jika sensor CKP rusak, ECM tidak dapat menerima data dari sensor CKP dan ECM tidak ingin berjalan dan karena itu mesin akan mati.
5. Injector
Kemudian mengenai Injektor yang mana komponen yang satu ini mempunyai fungsi untuk menyemburkan bahan bakar hingga masuk ke dalam ruang bahan bakar dengan mengganti bahan bakar dengan kabut.
Injektor dalam sistem PGM-FI juga dapat membuat bahan bakar lebih lembut di dunia, karena memiliki lubang dengan 0,152mm di atas mesin 125 cc X.
6. Throttle Body
Pada Throttle Body didalamnya terdapat tiga sensor yakni sensor MAP, sensor TP dan sensor IAT.
- Sensor MAP berfungsi guna mendeteksi tekanan udara yang akan melewati saluran intake jika sensor rusak, mesin masih dapat beroperasi dengan benar / normal.
- Sensor TP berfungsi sebagai pendeteksi sudut percepatan bukaan ketika kita menghidupkan kabel bensin, kemudian mengirimkan sinyal ke ECM tentang jumlah bahan bakar yang harus disemprotkan. Jika sensor ini rusak, motor biasanya tidak melemah.
- Sensor IAT berfungsi guna mendeteksi suhu udara yang masuk ke pipa intake, jika sensor rusak, mesin masih bisa beroperasi secara normal.
7. Sensor Engine Oil Temperatur ( EOT ) Dan Sensor Engine Coolant Temperatur
Nah pada Kedua sensor ini mempunyai fungsi yang sama untuk mendeteksi suhu engine, tetapi sensor ECT ini dipasang pada engine berpendingin radiator sedangkan sensor EOT pada engine berpendingin udara seperti misalnya pada motor supra X 125 PGM- FI.
8. Sensor O2 (Oxygen Sensor)
Kemudian mengenai Sensor ini mempunyai fungsi guna mendeteksi tingkat O2 secara akurat dalam hasil pembakaran bahan bakar yang tersisa, di samping itu, sensor akan selalu akurat dan dilaporkan ke ECM untuk selalu membuat campuran bahan bakar dan udara. Ideal dalam setiap proses pembakaran.
9. Sensor Idle Air Control Valve ( IACV )
Sensor ini mempunyai fungsi yang sama dengan starter otomatis dan membantu menyederhanakan pada saat menghidupkan mesin pada saat pertama kali ingin dinyalakan.
10. Sensor Bank Engale
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi tingkat kemiringan pada suatu motor apabila sudah mencapai kemiringan 60 derajat, nah dengan penggunaan sensor ini, maka akan membuat motor mati dengan seketika apabila motor dalam kemiringan hingga 60 derajat, selain itu sensor ini juga akan cepat beroperasi pada saat motor hendak akan terjatuh.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan letak sensor motor injeksi, semoga ulasan ini bisa bermanfaat untuk sahabat semua.
Baca Juga :
- Komponen Rem Cakram : Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja
- Komponen Rem Tromol : Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja
- Kopling Mobil : Pengertian, Fungsi, Gambar Komponen dan Cara Kerja
- Sistem Pengapian : Pengertian, Konvensional, Fungsi, dan Cara Kerja